Meski Didesak Mundur, Trump Tetap Maju sebagai Capres AS

Donald Trump pengusaha real estate yang mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat menyatakan tidak akan mundur sekalipun kecaman keras datang terhadap dirinya. Persoalan tersebut menyusul kampanye Donald Trump dianggap telah banyak melemahkan kaum minoritas dan perempuan.

Sehingga banyak pihak mendesak agar Calon Presiden (Capres) tersebut mengundurkan diri. Dan kesempatan yang sudah terdesak tersebut Trump pun akhirnya memanggil media membantah terjadinya krisis proses pencalonannya tersebut.

“Saya tegaskan tidak akan pernah mundur dan tidak akan pernah mengecewakan pendukung saya. Media dan elit partai ingin sekali saya mundur dari pemilu presiden (pilpres) ini.” kata Trump, Sabtu (8/10) seperti dikutip Reuters.

Dikabarkan sebelumnya kampanye yang dilakukan Trump sangat memojokan kaum prempuan AS. Beredarnya video yang dirilis Washington Post menunjukkan Trump mengucapkan hal-hal yang sangat vulgar dan kasar mengenai kaum perempuan.

Koleganya dari Partai Republik satu demi satu menarik dukungan dan meminta dia mengakhiri kampanyenya.

Dukungan yang sebelumnya sudah mengalir kepada Trump dikabarkan akhirnya tercatat lebih dari 60 politisi Republik menyatakan kecaman terhadap dirinya.

Sampai akhirnya Ketua DPR Paul Ryan, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell, dan dua capres Republik di tahun 2008 dan 2012, Senator Arizona John McCain dan Mantan Gubernur Massachusetts Mitt Romney.

Sekitar 20 orang pendukung meminta pria 70 tahun itu mengundurkan diri. Bahkan cawapres Trump sendiri, Gubernur Indiana Mike Pence tidak dapat lagi membelanya.

“Sebagai seorang suami dan ayah, saya tersinggung dengan kata-kata dan perbuatan Donald Trump,” tulis Pence melalui Twitternya.

Trump telah meminta maaf dan menyatakan penyesalannya atas video tersebut. Namun, dia malahan berbalik mengecam mantan Presiden Bill Clinton, suami dari lawannya Capres Demokrat Hillary Clinton.

Trump mencoba mengalihkan isu dari dirinya dengan mengkritik sejumlah skandal seks yang mendera Bill sebelumnya.

Sepanjang sejarah belum ada capres yang mengundurkan diri di tengah jalan. Namun demikian lantaran pencapresan di negeri Paman tersebut hanya tinggal beberapa pecan lagi dinyatakan sejumlah pihak langkah itu tidak mungkin dilakukan. (yuyu/dbs)

Disarankan
Click To Comments