Pola pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di Pendidikan Agama Usia Dini saat ini dinilai lari dari konsep awal, pengajaran membaca menulis berhitung (Calistung) serta sejumlah tes bagi anak PAUD dan TK disebutkan bahkan sudah di level mengkhawatirkan.
Abduh Surahman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang dalam salah satu seminar parenting pada Sabtu (17/12) menegaskan bahwa mengajarkan calistung adalah kewajiban siswa saat di SD, bukan di TK dan tidak tepat saat anak duduk di PAUD.
“Anak yang akan masuk sekolah PAUD tidak boleh dituntut menguasai calistung,” ucap pria khas berkumis ini menegaskan.
Pasalnya kata Abduh beralasan bahwa sekarang ini hampir 90 persen guru TK mengadopsi tata cara mengajar guru SD, padahal seharusnya tidak seperti itu. Ini kata Abduh menegaskan kembali bahwa pola pembelajarannya saat ini ada teori yang terbalik.
“TK punya metode sendiri, yang jauh lebih rumit daripada guru SD,” ucapnya menjelaskan.
Menurutnya PAUD atau TK adalah tempat awal anak untuk belajar bersosial dengan orang lain teman sebayanya bukan untuk belajar calistung.
“Pendidikan taman kanak kanak itu harus kita rubah, saya tidak ingin guru TK mengajarkan anak TK layaknya mengajarkan siswa SD,” katanya.
TK menurut Abduh adalah tempat bermain anak dan filosophinya adalah mengajak anak bermain dan TK bukan sekolah. Kita tidak berhak menyebut TK sebagai sekolah, jadi TK tidak boleh ditambah dengan kata sekolah.
Data yang dirilis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia beberapa tahun silam menyebut anak TK diajarkan baca tulis hitung akan pintar di kelas 1 hingga kelas 4 SD akan tetapi akan merosot tajam di kelas 5 dan akan kembali naik kembali pada kelas 2 SMA.
“Hal ini disebabkan karna disaat kelas 5 SD sampai Kelas 2 SMA sang anak kembali lagi merebut hak bermain yang dirampas oleh guru selama anak masih dibangku TK,” paparnya.
Dengan demikian, ia berharap para guru TK dapat kembali kepada filosophi awal pendirian TK .
“Contoh misalnya anak main perosotan diajarkan untuk berbudaya antri, atau di jungkat jungkit anak diajarkan untuk bekerja sama dan menghargai sesama,” tukasnya. (aceng)