TANGSEL, PenaMerdeka – Sempat tertunda, akhirnya sebanyak 10 kepala keluarga (KK) asal Kota Tangsel yang mengikuti program transmigrasi diberangkatkan dari Kantor Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Tangerang Selatan.
Seperti diketahui, puluhan warga yang ikut program ini sempat gagal berangkat yang semestinya transmigran Tangsel ini dijadwalkan berangkat pada awal Desember lalu. Namun karena kehabisan tiket kapal laut menuju Bitung, Sulawesi Utara untuk kemudian menuju lokasi transmigrasi di Gorontalo.
Suyatman Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Dinsosnakertrans Tangsel mengatakan, memang keberangkatan itu dijadwalkan pada tanggal 8 Desember 2016, karena cuacanya di laut cukup ekstrim dan kehabisan tiket akhirnya di berangkatkan pada hari ini.
“Puluhan kepala keluarga ini nantinya untuk penggarapan lahan awal akan diberikan lahan dengan luas 5 hektar sekaligus dengan rumah yang sudah dibangun disana,” katanya
Ia juga menjelaskan, untuk masalah komsumsinya sendiri, mereka akan di tanggung oleh pemerintah selama satu tahun. Dan untuk lahanya sendiri dalam satu kelurga itu mendapatkan lahan dengan luas 1,5 hektar dengan penggarapan awal hanya diberikan 5 hektar.
“Jadi untuk sisanya lahanya nanti akan diberikan pada tahap kedua, ya. kurang lebih antara satu sampai dua tahun sisa lahannya itu diberikan,” terangnya.
Sementara itu, Widodo (38) warga asal Tangsel yang mengikuti program tranmigrasi ini berkeinginan untuk mengubah hidupnya yang lebih baik lagi dan ingin mencari ketenangan. Karena menurutnya, selama ini pekerjaan yang dilakoni setiap harinya menjadi sopir truk sangat tidak tenang. Seperti jalan yang banyak macet dan berpolusi.
“Dari situlah saya termotivasi untuk mengikuti program tranmigrasi ini,” terangnya
Ia juga menjelaskan, Pemerintah menganjurkan untuk mengutamakan bercocok tanam jagung, karena memang di Gorontalo itu kualitas jagungnya sangat baik.
“Kalau yang sudah disepakati lahan penggarapan awal itu seluas 5 hektar. Kalau selebihnya mungkin nanti kalau sudah satu tahun disana,” pungkasnya. (herman)