Pengungsi Imigran Distop, Gadis Peraih Nobel Ini Protes ke Donald Trump

INGGRIS,PenaMerdeka – Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang menghentikan program pengungsi imigran ke Negara adidaya tersebut membuat Malala Yousafzai, penerima hadiah Nobel Perdamaian mengaku sangat bersedih.

Dalam kesempatan itu gadis asal Pakistan ini meminta Presiden AS Donald Trump untuk tidak meninggalkan orang-orang paling tidak berdaya di dunia.

Malala Yousafzai merasa ada yang semakin tertindas ketika para pengungsi imigran yang kebanyakan anak-anak sejatinya hanya mencoba menyelamatkan nyawa yang dibawa orangtuanya, tetapi kini mengapa justru distop pemerintah AS.

“Mengungsi bukan yang hendak dimaui oleh anak-anak dan orangtuanya. Tetapi karena kondisi gejolak konflik di Negara masing yang akhirnya mereka meninggalkan tanah kelahirannya,” ucap Malala seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (28/1).

Presiden Trump kata Malala sudah menutup pintu pada anak-anak, kaum ibu dan ayah yang lari dari kekerasan dan perang. Dimasa ketidakpastian dan keresahan di seluruh dunia ini.

Apakah nanti mereka jika tetap dinegaranya akan diperlakukan adil sementara Trump sudah menandatangani penghentian pengungsi imigran. “Hati saya hancur karena Amerika kini berpaling dari sejarah membanggakan dalam menyambut para pengungsi dan imigran,” kata Malala yang kini bermukim di Inggris.

Sejarah panjang Malala memang sangat membela kaum pengungsi imigran korban konflik Negaranya masing, buktinya gadis berusia 19 tahun ini peraih penghargaan Nobel perdamaian termuda sepanjang sejarah pernah ditembak di bagian kepalanya.

Ia ditembak oleh militan Taliban pada tahun 2012 setelah secara terbuka mengkampanyekan pendidikan bagi anak-anak perempuan di Pakistan.

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa pada Jumat (27/1) waktu setempat, Trump menandatangani keputusan untuk menghentikan sementara program pengungsi ke AS dan melarang para pengunjung dari Suriah dan enam negara mayoritas muslim lainnya.

Memang keputusan Trump terkait pelarangan hanya bersifat sementara, yakni hanya 4 bulan saja. Informasi yang berhasil dihimpun, kebijakan presiden kontoversial ini dimaksudkan untuk membantu melindungi warga Amerika dari serangan-serangan teroris. Langkah ini membatasi masuknya pengungsi dari Suriah dan negara-negara mayoritas muslim lainnya. (deden/dbs)

Disarankan
Click To Comments