DHAKA,PenaMerdeka – Miris, tetapi kata yang tepat adalah sudah jatuh tertimpa tangga. Dan kata itu pas dialamatkan untuk pengungsi muslim Rohingya. Bukan tentara Myanmar saja, gajah liar di hutan dalam perjalanan dan tempat mengungsi juga menjadi ancaman etnis Rohingya.
Tercatat bukan hanya satu pengungsi saja yang sempat kehilangan nyawa.
Belum lama ini bukan lantaran tentara Myanmar mereka tewas mengenaskan. Ada empat pengungsi Rohingya tewas diinjak sekelompok gajah yang mengamuk menyusuri area hutan di selatan Bangladesh.
Dari keterangan polisi setempat, awalnya pengungsi alias korban sedang membangun tenda penampungan sementara di kamp Balukhali di distrik Cox’s Bazar. Di dalam peristiwa itu ada seorang wanita dan tiga anak dalam satu keluarga.
“Tiba-tiba sekawanan gajah liar entah merasa terusik atau tidak. Gajah gajah itu menyerang secara membabi buta kepada pengungsi Rohingya,” ucap Polisi setempat, Sabtu (14/10/2017) kemarin.
Polisi mebambahkan, sejatinya ada juga ada dua orang lainnya juga yang terluka dalam serangan kedua oleh gajah liar di daerah tersebut. Menurut keterangan saksi mereka tewas saat itu bukan karena oknum tentara Myanmar.
Kejadian ini memang bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, pada bulan lalj seorang anak laki-laki berusia dua tahun dan seorang pria tua juga bernasib serupa. Mereka tewas diinjak-injak sampai mati saat tidur di tempat penampungan mereka.
Sementara itu informasi dari Perhimpunan Internasional untuk Konservasi Alam, Cox’s Bazar merupakan tempat ataunrumah bagi 78 gajah liar di Bangladesh.
Setelah kematian terakhir, IOM Bangladesh, badan migrasi PBB di negara ini, men-tweet gambar udara seekor gajah yang terlihat saat melakukan survei di lokasi.
Ketika tentara Myanmar memaksa ratusan ribu Muslim Rohingya ke Bangladesh, pemerintah negara itu telah dipaksa untuk membersihkan 3.000 hektar hutan di wilayah tersebut untuk memberi tempat penampungan dan kamp sementara.
Informasi yang berhasil dihimpun, hingga 7 Oktober 2917, menurut IOM, 519 ribu pengungsi telah tiba di Bangladesh.
Sementara seorang ahli prilaku binatang, Yakni, Profesor AHM Raihan Sarkar dalam kajiannya menyebut setelah ada penebangan secara besar besaran terkait kebutuhan lahan pengungsi, gajah gajah menjadi ada perbedaan prilaku.
Kata Raihan Sarkar seperti diketahui adalah Profesor di Institut Ilmu Pengetahuan Hutan dan Lingkungan Universitas Chitagong, menambahkan, ancaman pengungsu bukan dari tentara Myanmar saja.
Tetapi gajah liar menjadi persoalan baru. Semuanya karena adanya pohon yang ditebang sehingga membuat bingung gajah-gajah tersebut. Jadi mereka berkeliaran di dekat permukiman manusia.
“Jika jalan mereka terhalang, gajah-gajah itu akan dipaksa memasuki wilayah yang belum dipetakan. Ini juga menyebabkan perubahan perilaku,” katanya seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (14/10/2017).
Aung San Suu Kyi, meskipun peraih nobel telah mencatatkan peristiwa kelam bagi etnis kaun Rohingya. Suu Kyi telah dikritik setelah gagal mengecam tindakan brutal terhadap suku Rohingya oleh pasukan tentara Myanmar.
Seorang pejabat kehutanan di kabupaten Cox’s Bazar mengatakan bahwa insiden yang melibatkan hewan dan pengungsi tak terelakkan karena kamp-kamp telah dibangun di daerah di mana gajah telah berkeliaran selama berabad-abad.
“Ini adalah lahan hutan cadangan yang sering dikunjungi oleh gajah Asia liar sepanjang waktu,” ucapnya tanpa mau ditulis identitasnya.
Dan pada Jumat, Aung Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar, mengumumkan rencana untuk mendirikan sebuah badan guna membantu orang-orang Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine yang paling barat setelah tentara Myanmar memperlakukan keras bagi Rohingya. (uki/dbs)