Pemprov DKI Kebut Layanan Angkutan Umum Dibanding Online

JAKARTA,PenaMerdeka – Pemprov DKI Jakarta enggan terlibat langsung untuk mengatasi permasalahan tranportasi online. DKI memilih agar mempercepat peningkatan layanan angkutan umum supaya masyarakat memilih transportasi massal ketimbang angkutan online.

Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi, Sutanto Soehodo menegaskan, polemik operasional online dan konvensional merupakan kewenangan dari pemerintah pusat. Ketimbang menunggu dan mengurusi hal itu, DKI fokus mempercepat peningktan layanan transportasi massal melalui program OK Otrip yang saat ini sedang diuji coba.

Soetanto memohon agar Dinas Perhubungan dan PT Transportasi Jakarta untuk merangkul sebanyak-banyaknya operator eksisting dan pemangku kepentingan lainnya supaya Ok Otrip cepat terealisasi.

“Layanan terjangkau akan menjadi pilihan masyarakat untuk bermobilitas. Baik tarif yang terjangkah ataupun rute perjalanannya. Ok Otrip membuat layanan yang terjangkau,” tandas Soetanto.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah mengakui akan terus berupaya merangkul operator eksisting untuk penerapan Ok Otrip. Namun, ketimbang menunggu, uji coba Ok Otrip dilakukan kepada operator yang sudah bergabung.

Selain itu, pihaknya bersama operator eksisting akan mererouting trayek bus kecil supaya tidak terjadi kesalah pahaman. Menurutnya ia akan mengundang seluruh operator tersebut pada Rabu, 31 Januari 2018 mendatang. Rerouting itu dilakukan kepada trayek yang lima persennya teriris.

“Beberpa hari lalu operator bus kecil berkirim surat terkait trayek. Nah besok Rabu kita akan bahas. Kami akan sama-sama lakukan rerouting trayek,” ungkapnya.

Maraknya angkutan online sampai berujung pada konflik horizontal dengan taksi konvensional, pihaknya sudah menyerahkan ke pemerintah pusat. Ia memilih agar meningkatkan layanan angkutan umum berikut dengan fasilitasnya. Dia berharap masyarakat lebih memilih angkutan umum yang jelas dan disubsidi oleh Pemprov DKI ketimbang angkutan online.

“Kalau ini tarif murah mending naik angkutan umum. Kita sudah menguji OK Otrip dan segera diperluas trayeknya. Ketimbang angkutan online yang murah tapi tidak mau ikuti aturan,” tungkasnya. (deden)

Disarankan
Click To Comments