JAKARTA,PenaMerdeka – Pekan terakhir ini ada kabar mengejutkan terkait kehancuran alam yang disebabkan manusia. Dampaknya dapat memutuskan matapencaharian, akses ke air minum, kebutuhan pangan, akses air minum.
Akibat terganggunya keseimbangan bumi itu kualitas hidup di seluruh dunia dipastikan berkurang. Laporan itu dibeberkan pihak Amerika Serikat (AS) saat pertemuan para ilmuwan di Medelin, Kolombia, Jumat (24/3/2018).
Kehancuran dan kemunduran keanekaragaman hayati ini akan terjadi pada jenis tumbuhan dan hewan. Sehingga kerusakan dan menurunnya ekosistem dapat menyebabkan ketahanan dan kebutuhan pangan di jagat bumi berkurang drastis.
Tidak main main karena hal ini dilaporkan berdasarkan hasil kerja tiga tahun yang melibatkan lebih 550 ahli terkemuka dari lebih 100 negara.
Ada 4 wilayah yang terancam bakal mengalami penurunan sektor hayati dan alam diantaranya Amerika, Asia-Pasifik, Afrika dan Eropa-Asia Tengah.
Dan laporan ini diterima langsung Platform Ilmu Pengetahuan Antarpemerintah tentang Layanan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem (IPBES).
Dalam laporannya, sejumlah faktor disebutkan akibat meledaknya kebutuhan pangan manusia berbarengan populasi warga dunia yang meningkat tajam lantas otomatis ada upaya mengeksploitasi alam secara besar-besaran.
Karena perbuatan tanpa melihat kaedah, akhirnya, sumber-sumber air mulai kering dan banyak spesies hewan yang semakin menipis. Dan di tahun-tahun mendatang, perubahan iklim hanya akan memberi tekanan lebih besar pada keanekaragaman hayati dunia.
Bukti terkini di Amerika telah terjadi penurunan 50 persen air tawar terbarukan per orang sejak tahun 1960-an. Di Eropa, 42 persen populasi spesies hewan dan tumbuhan darat cenderung menurun dalam sedekade terakhir.
“Kita harus bertindak supaya ketahanan dan kebutuhan pangan dunia terjaga. Dan kita juga harus menghentikan dan membalikkan penggunaan alam yang mengganggu keseimbangan – atau berisiko tidak hanya masa depan yang kita inginkan, tetapi bahkan kehidupan yang kita jalani saat ini,” Robert Watson, ketua IPBES seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (24/3/2018).
.
Jika tren negatif ini terus berlanjut, maka akan mudah dapat diprediksi kalau Amerika potensi kehilangan 15 persen dari tanaman dan hewan mereka pada tahun 2050.
Sementara kawasan Asia-Pasifik akan kehabisan stok ikan untuk penangkapan ikan komersial pada tahun 2048. Untuk wilayah Afrika dapat kehilangan separuh dari beberapa mamalia dan spesies burung pada tahun 2100.
“Tumbuhan dan hewan yang bada dalam bumi merupakan fondasi dari makanan kita, termasuk air bersih dan energi, ini merupakan fondasi ketahanan pangan dunia yang semestinya harus dijaga,” tandas Watson. (deden/dbs)