Cerita Kesulitan Guru Tangani Siswa ABK di Sekolah Bukan Inklusi

BANTEN,PenaMerdeka – Penanganan siswa ABK atau anak berkebutuhan khusus berbeda dengan anak normal pada umumnya. Disebutkan sejumlah pihak, siswa ABK harus ditangani secara khusus oleh SDM guru yang khusus pula.

“Ada siswa yang pernah masuk di sekolah kami, dia anak cerdas tetapi dia autis. Anaknya cerdas sekali cuma guru-guru di sekolah kami sempat kesulitan melakukan pola pendekatan belajarnya lantaran kita tidak mempunyai dasar atau keterampilan untuk siswa ABK,” kata Arief Syafullah Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) di SMK-Negeri 5 Kota Tangerang kepada tim penamerdeka.com, Kamis (11/4/2019).

Sejak SMP siswa penyandang autis yang masuk di SMK-Negeri 5 itu disebutkannya sudah mempunyai kecerdasan dan bakat keterampilan. Pasalnya, dari ijazah SMPnya, ketika masuk ke jenjang SMK sudah mengantongi hasil yang luar biasa.

“Dia punya nilai SMP yang bagus-bagus, kita panitia PPDB saat itu langsung menerima. Tetapi saat perjalanan proses belajar mengajar kita agak kewalahan. Dia seperti tidak menghiraukan guru, tetapi pas ujian hasilnya bagus. Selain cerdas siswa tersebut juga punya keterampilan ilmu komputer,” jelas Arief.

Kalau saja siswa ABK ditangani oleh guru yang mempunyai kompetensi, pasti akan lebih maksimal. Sejatinya kata Arief setiap warga Negara memang berhak mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak lainnya.

Menurut Arkani Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Khusus Dindik Banten, nantinya akan ada bantuan guru yang khusus ke sekolah SMA/SMK Negeri di Banten. Kami sedang menggodok aturan dan cara supaya cepat terealisasi.

“Sampai saat ini sudah mulai dikencangkan kegiatan inklusi di SMK SMA. Sekarang kita sedang mendata sekolah dan siswanya. Kalau siswanya ada 20 orang sudah terdata,” ucap Arkani dihubungi penamerdeka.com.

Diakuinya, kesulitan yang dialami pihaknya saat ini lantaran guru tamatan sarjana Pendidikan Luar Biasa (PLB) masih sangat jarang, sehingga Dindik Banten tidak mudah buat menempatkannya di sekolah inklusi atau Skh. (redaksi/tim)

Disarankan
Click To Comments