Selain Psywar, China Unjuk Kekuatan Soal Sengketa Laut China Selatan

Perang psikis (Psywar) sudah dimulai menyusul perebutan kekuasaan maritim antara Amerika Serikat (AS) versus China. Sengketa kawasan Laut China Selatan sudah disuarakan media Pemerintah China Global Times dan lembaga think-tank AS, Rand Corporation.

Rand Corporation dalam laporannya memprediksi bahwa konflik bisa pecah antara sekarang dan tahun 2025. ”AS tidak lagi bisa begitu yakin bahwa perang akan mengikuti rencana dan jadi penyebab penentu kemenangan,” bunyi laporan itu yang dikutip dari situs resminya, rand.org, Selasa (2/8).

Tak ayal media Beijing marah terhadap prediksi lembaga think-tank yang menyebut bahwa perang kedua kubu akan menimbulkan kerugian besar untuk China. ”Kerugian China akan jauh melampaui kerugian AS, dan kesenjangan hanya akan tumbuh sebagai (imbas) pertempuran,” lanjut laporan itu.

Akhirnya Angkatan Laut China unjuk gigi menggelar latihan perang besar-besaran di Laut China Timur. Manuver akbar Beijng ini melibatkan sekitar 300 kapal, puluhan pesawat tempur dan banyak tentara.

Ratusan kapal yang dikerahkan China ini berasal dari tiga armada, yakni armada Laut Timur, Laut Utara dan Laut Selatan. Mereka mempraktikkan kemampuan baik ofensif maupun defensive dari kekuatan Angkatan Laut China.

”Latihan ini bertujuan untuk mengasah intensitas serangan, presisi, stabilitas dan kecepatan pasukan di tengah pengaruh elektromagnetik berat,” bunyi pernyataan Angkatan Laut yang dirilis hari Senin, seperti dikutip dari China Times, Selasa (2/8).

Kementerian Pertahanan China menyebut manuver ini sebagai “latihan rutin” dan tidak ditujukan kepada pihak ketiga.

Meski demikian, latihan perang berlangsung di saat situasi di kawasan laut Asia sedang memanas, di mana China menolak putusan Pengadilan Tetap Arbitrase yang memenangkan gugatan Filipina atas sengketa maritim di kawasan Laut China Selatan. (iday/dbs)

Click To Comments