Wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Efendi untuk menerapkan waktu sekolah sehari penuh atau Full Day School masih menuai kontroversi, ada yang menerima dan menolak.
Yati Rohayati Anggota Komisi II, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang asal Fraksi PPP mengatakan, peraturan tersebut diakuianya memang baru rencana saja.
Tetapi hal itu tidak akan menjadi masalah karena selama ini sekolah unggulan di Kota Tangerang sudah banyak melakukan sistim Ful Day Scholl. Jadi tidak menjadi suatu persoalan yang berarti, kata mantan praktisi pendidikan ini beralasan.
“Saya melihat secara pribadi kalau memang bertujuan baik kenapa tidak, memang saya akui masyarakat kita masih alergi dengan peng-istilahan sekolah sehari penuh dikarenakan mereka akan menganggap potensinya bakal memperkosa hak-hak anaknya. Saya fikir sih gak juga sebetulnya, asal polanya jangan mengekang anak, itu saja,” katanya
Ia juga menjelaskan, artinya kalau memang sistim Full day Scholl ini diterapkan polanya harus ada jeda anak untuk bermain dan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anak tersebut seperti seni, budaya dan olah raga yang ia jalani kedepan.
“Artinya anak itu jangan monoton di ruang kelas saja, ya jelas kalau anak itu dari pagi sampai sore diruang kelas terus pasti akan jenuh dan itu membahayakan jiwa anak,”jelas Yati Kepada Pena Merdeka beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Arief R Wismansyah Wali Kota Tangerang mengatakan, berkaitan soal Full Day Scholl itu baru wacana jadi pemerintah Kota Tangerang sendiri masih menunggu arahan dari Kemendikbud.
“Adanya Full Day School memang sangat dinantikan oleh orangtua sebagian siswa, artinya tergantung orang tua. Bisa saja mereka senang karena sepanjang hari sibuk bekerja. Tapi sebaliknya kalau orang tuanya kegiatannya lebih banyak di lingkungan rumah. Yaa tapi kan semua ini semua baru wacana saja,” pungkasnya. (herman)







