TANGSEL, PenaMerdeka – Sebanyak 51 jiwa warga Tangsel yang ikut transmigrasi berangkat menuju Kabupaten Gorontalo, kemarin. Mereka adalah warga dari beberapa kecamatan di Tangsel.
Kebanyakan dari mereka adalah berprofesi sebagai buruh kasar, sopir angkot, hingga kerja serabutan. Dengan ikut program transmigrasi ini harapannya bisa hidup lebih baik dan peningkatan kesejahteraan.
Sumarno, seorang transmigran mengaku memilih ikut program ini karena sudah tidak mampu lagi bersaing di Kota Tangsel. Puluhan tahun jadi sopir angkutan kota, hidupnya tidak berubah.
”Saya kalau terus bertahan di sini, bakal hidup sengsara terus. Kebetulan ada yang ngajak jadi transmigran. Saya daftar dan alhamdulliah bisa diterima program ini,” katanya, saat ditemui di sela-sela keberangkatan di Kantor Dinas Sosial Ketengakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Tangsel, Kamis (22/12) kemarin.
Ia berharap dengan menjadi transmigran kehidupannya bisa lebih baik. Apalagi di Gorontalo bakal dikasih tanah dan tempat tinggal yang layak. Dengan bekal yang ada, Sumarno mengatakan akan maksimalkan potensinya.
Walaupun sopir, namun urusan bercocok tanam ia sedikit menguasai. Dengan dibantu dua orang anak, pria 51 tahun ini akan mencoba peruntungan dengan menjadi petani jagung.
”Lahannya kan 1,5 hektare. Ini luas untuk ditanami jagung dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinsosnakertrans Kota Tangsel Suyatman Ahmad mengungkapkan, transmigran sebelum berangkat akan ikut pelatihan dulu di Serang selama sehari. Setelah itu baru ke Gorontalo lewat Pelabuhan Tanjung Priok.
Nanti di sana juga mereka dapat bekal untuk hidup setahun. Seperti beras, nasi, minyak goreng, telor, mie dan lain sebagainya.
”Transmigran tidak bawa apa-apa juga bisa hidup. Semua kebutuhan sudah dicukupi,” katanya.
Ia menjelaskan, tujuan dari transmigrasi untuk merubah hidup agar sejahtera dan makmur. Apalagi tempat yang dipilih sangat bagus, strategis, lahannya subur buat jagung ataupun palawija. Ia memastikan peserta transmigran yang rajin dan giat dalam mengelola lahan akan cepat mengalami peningkatan.
”Pemerintah dalam memilih lokasi tentunya lahan yang subur, aksesnya mudah dilalui sehingga ketika panen akan lebih mudah mobilisasinya,” ungkapnya.
Sekretaris Dinsosnakertrans Kota Tangsel, Wiwi Martawijaya mengajak warga mendukung program transmigran sebagai langkah meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih makmur.
”Transmigran bagi siapa saja, meski Tangsel sudah perkotaan. Namun, untuk meningkatkan taraf hidup lebih makmur itu lebih bagus. Lokasinya di sana sangat bagus dan cocok untuk pengembangan pertanian,” katanya.
Pemerintah telah memberikan tempat tinggal, lahan untuk bercocok tanam dengan harapan tidak ada lagi masyarakat yang sulit dalam perekonomian. Program ini sudah berjalan sejak lama dan ini terus akan diberlakukan, mengingat potensi dan peluang luas di luar Pulau Jawa masih terbuka lebar. (herman)