Soal Survey Rano-Embay Koalisi WH-Andika Cuek, Sebut Bisa Jadi Estimasi Terbalik

BANTEN, PenaMerdeka – Partai koalisi pengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Wahidin Halim-Andika Hazrumy  (WH-Andika) menanggapi dingin terkait hasil lembaga survey Indo Barometer. Bahkan menyebut bisa jadi sejatinya merupakan estimasi hasil survey terbalik bagi pasangan WH-Andika.

“Kita hanya konsen pada persoalan tekhnis pemenangan pasangan Wahidin Halim Andika Hazrumy saja, hasil survey dari pasangan lawan, kita lebih cenderung mengabaikan saja. Buang buang enerji lah kalau kita mengarah kepada hasil itu. Itu merupakan kinerja internal mereka jadi kita tetap hargai,” kata Masrori Ketua DPW PAN Provinsi Banten, ketika di konfirmasi PenaMerdeka.com, Sabtu (24/12).

Tetapi bagi kita yang paling menentukan adalah hasil kerja keras di lapangan, bukan dari hasil survey mereka. Semua orang saat ini juga tahu bahwa pasangan WH-Andika mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi bagi masyarakat.
“Apalagi untuk masyarakat Tangerang Raya sudah tahu kinerja Wahidin Halim,” kata Masrori.

Kami juga menganggap bahwa hasil survey dalam setiap momen Pilkada memang kerap dilakukan. Tetapi justru tidak bisa dibeberkan kepada masyarakat karena ini menjadi bagian rahasia strategi pemenangan pada setiap perhelatan Pilgub.

“Makanya saya menghimbau kepada kader PAN se-Banten tidak perlu menanggapi persoalan hasil survey Rano-Embay. Bekerja untuk pemenangan pasangan WH-Andika dari atas sampai kalangan paling bawah. Yaa biasa lah, hasil survey itu mah sudah biasa mungkin bisa saja untuk penggiringan opini,” katanya menjelaskan.

>>Masyarakat Semakin Akrab Program WH-Andika

Media Warman, Sekretaris DPD Partai Demokrat Banten mengaku saat ini semua partai pengusung sedang memusatkan pelaksanaan bimbingan teknis untuk pemenangan pasangan WH-Andika. “Kami sedang menyiapkan kordinator sampai ke titik desa dan kelurahan yang ada di Provinsi Banten. Tugasnya untuk pemenangan calon dan sampai saksi saksi ke setiap TPS,” ujarnya menjelaskan.

Dari sekitar delapan juta pemilih tentunya harus ada tim pemenangan yang tugasnya untuk mensosialisasikan tentang pasangan itu sendiri, program dan trak recordnya supaya pasangan WH Andika bisa semakin meningkat popularitas dan elektabilitanya. Dan saat ini kata Media Warman ada kabar yang menggembirakan tentang kinerja dari semua yang sudah di programkan.

“Dari kajian yang telah kami lakukan, masyarakat sekarang sudah banyak yang tahu tentang kinerja Wahidin Halim saat menjabat Walikota Tangerang. Tentunya mereka juga berharap supaya Walikota dua periode tersebut dapat memberikan yang sama ketika akan membangun Provinsi Banten,” katanya mejelaskan.

Pasangan ini sangat serasi lantaran senior dan muda enerjik diharapkan dapat membangun Banten lebih maju ketimbang kota Jakarta. “Itu kan memang niat kuat dari WH-Andika membangun Banten lebih baik dari Jakarta,” ucapnya.

Jadi menurut Media Warman terkait dengan hasil survey yang dilakukan oleh pasangan nomor urut dua yakni Rano Karno-Embay patut kita hargai. Harapan mereka salah satunya agar pemilih akan cenderung ke pasangan Rano Karno-Embay karena masyarakat mungkin dengan asumsinya akan memilih pasangan lewat survey yang dialakukannya.

“Tetapi di jaman digital online sekarang ini masyarakat tidak terburu buru memilih dengan hanya landasan survey yang dilakukannya. Karena masyarakat sudah tahu bahwa yang dilakukan mereka untuk penggiringan opini saja. Sekarang masyarakat sudah pintar dan apalagi kinerja tim kita sudah bisa maksimal baik bahkan kita sejatinya sudah mengungguli mereka,” kata Media Warman menegaskan.

Maka dari itu kalau ingin melihat adu kinerja program kedua pasangan calon akan ditayangan di televisi swasta. Pasti akan kelihatan soal mutu antara pasangan calon nomor urut satu dan dua. “Parameternya itu saja, siapa yang lebih berpengalaman akan terlihat,” tandasnya menegaskan.

Sementara Fitron Nur Ikhsan, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Banten menyebut bahwa Pilkada adalah pertarungan udara dan darat. Langkah yang dilakukan oleh kubu Rano Karno-Embay Mulya Syarief seolah olah sudah tercitrakan bagus sejak awal.

“Kubu sebelah sedang mencoba mempengaruhi publik, referensinya mengklaim dari berbagai survey dengan harapan pemilih akan memilih yang dicitrakan. Sejak awal, mereka memang sudah hobi seperti itu. Bahkan pernah kan merilis survey yang tidak diakui lembaganya. Maka dari itu kami hanya fokus merebut hati masyarakat dengan sentuhan langsung,” ucap Fitron.

Dalam perhelatan Pilgub melalui pencitraan bukan cara kerja kami. Kami juga punya survey, bukan sekali dua kali kita bertarung dalam pilkada. Kami tidak mau, calon kami masih pagi di mata tim sudah jadi seperti superman.

“Kami ingin tim kami utuh, serius dan fokus. Kami menuju ‘Supertim’ yang akan memberi jawaban di tanggal 15 Februari 2017 yang akan datang,” ujar Fitron.

Seperti diketahui lembaga survei Indo Barometer merilis tingkat kepuasan masyarakat terhadap setiap calon yang ada di Pilkada Banten. Survei dilakukan pada kurun waktu 7 sampai 10 Desember 2016 pada 800 orang sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 3,6 persen.

Menurut peneliti dari Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli, survei yang dilakukan adalah untuk melihat bagaimana proses dinamika Pilkada di Banten dan sejauh mana tingkat kepuasan dan tingkat ketidaksukaan masyarakat. Indo Barometer tak mencantumkan data elektabilitas kedua pasangan.

Tentang pertanyaan apa yang menjadikan masyarakat puas dengan kinerja setiap calon gubernur dan wakil gubernur. Dari hasil survei disebutkan bahwa kategori puas pasangan Rano-Embay di tingkatan 73,8 %, sedangkan pasangan Wahidin-Andika sebesar 7,0%. Di kategori ini ada sekitar 19,2% persen responden tidak memilih.

Kategori selanjutnya mengenai ketidakpuasan, pasangan Wahidin-Andika justru mendapatkan nilai yang lebih besar 52,2%. Sedangkan Rano-Embay mendapay nilai 8,0%. Responden yang tidak melakukan pilihan dalam kategori ini sebesar 54,5%.

Pada tingkat kesukaan masyarakat terhadap para calon, kandidat Rano Karno sebesar 78,6 %, Wahidin Halim 67,0%, Embay Mulya Syarief 51,9%, dan Andika Hazrumy sebesar 49,7%.

Dari situ kemudian menurut Hadi survei melakukan breakdown soal apa kira-kira yang menjadi ukuran puas atau tidak puas dan suka tidak suka terhadap masing-masing calon dalam hal kepribadian dan kinerja.

Pada kategori kepribadian jujur, Rano Karno mendapat nilai 67,0%, Wahidin Halim 60,4%, Embay Mulya Syarief 55,8%, Andika Hazrumy 40,4%.

Menurut Hadi, rilis survei ini memang tidak mancakup semua aspek pasangan calon terkait Pilkada Banten. Indo Barometer mengukur sebagian besar kepada alasan kepuasan masyarakat terhadap setiap kandidat dan apa alasan kepuasan tersebut.
“Apa alasan masyarakat puas ke RK, salah satunya karena kinerjanya bagus dan yang lainnya kemudian dianggap berhasil,” kata Hadi Suprato Rusli menjelaskan, Jumat (23/12/2016).

>>Rano Karno Embay Bukan Strong Incumbent

Sebelumnya seperti yang sudah dikabarkan PenaMerdeka .com bahwa dari penelitian dan analisa pengamat ketika pertarungan Pilkada Banten 2017 mendatang berlangsung head to head dengan posisi Incumbent Rano Karno yang hanya mengantongi elektabilitas 50% saja, diprediksi bakal kedodoran melawan pasangan penantang Wahidin Halim-Andika Hazrumy.

Artinya jika disimpulkan bahwa Rano Karno meskipun ia seorang yang mencalonkan diri lagi sebagai Cagub Banten tetapi tidak kuat alias bukan strong incumbent. Sejumlah faktor tersebut dapat digambarkan dengan kondisi yang dikantongi oleh pasangan calon masing-masing.

“Biasanya sangat gampang (tidak sulit, red) untuk mengalahkan incumbent (gubernur menjabat, red) dengan posisi elektabilitasnya dibawah 50%, seperti Rano Karno,” kata Fajar S Tamim, Direktur dan Peneliti Jaringan Survei Indonesia (JSI), beberapa waktu lalu

“Tanpa perlu membantah hasil dari survei yang ada, sudah terlihat jelas WH-Andika masih sangat berpotensi untuk naik secara signifikan, baik popularitas maupun elektabilitasnya,” ucapnya menegaskan.

Yang perlu ditegaskan disini kata Fadjar adalah bahwa Pilkada Banten ‘bukan’ dilaksanakan hari ini, digelar nanti beberapa bulan yang akan datang, yakni pada 15 Februari 2017 mendatang. Jika dilihat dari sisi incumbent yang tingkat popularitasnya sudah mentok, maka hampir dapat dipastikan bahwa elektabilitas sudah tidak akan beranjak naik.

“Artinya kalau situasinya seperti ini, maka yang harus diukur adalah potensi, dan kami meyakini bahwa potensi dua bulan kedepan saja pasangan calon WH-Andika mampu melampaui elektabilitas incumbent,” ucap Fadjar.

Fadjar melanjutkan bahwa yang perlu diingat adalah pemilih WH-Andika unggul ketimbang Rano-Mulya. Ini membuktikan modal dasar WH-Andika secara elektabilitas lebih tinggi dari lawannya.

“Maka, kedepan kami meyakini bahwa elektabilitas WH-Andika akan terus naik, sementara RK-Mulya akan diam ditempat pada posisi saat ini,” katanya kembali meyakinkan.

Salah satu ciri incumbent dapat dikalahkan oleh challanger (penantang, red) adalah jika strong supporter (pemilih loyal, red) incumbent berada dibawah challenger. Logika dasarnya sederhana saja, seorang incumbent yang notabene sedang memerintah bertahun-tahun, lantas loyalitas pemilih terhadap incumbent rendah, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan kinerja incumbent tidak maksimal.

“Inilah yang akan dinilai oleh mayoritas publik Banten. Sehingga dapat dipastikan bahwa mayoritas publik tidak menginginkan incumbent, Rano Karno kembali menjabat sebagai Gubernur Banten,” tandas Fadjar. (wahyudi)

Disarankan
Click To Comments