Lurah Tangsel ‘Petak Umpet’ Dikonfirmasi Kasus Pungli PTSL

KOTA TANGSEL,PenaMerdeka – Menelusuri kasus dugaan pungutan liar (Pungli) PTSL 2017 di Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) saat ini bisa disebut gampang-gampang susah.

Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang menjadi panitia penyedia pengumpulan berkas syarat pengajuan warga sebagai peserta PTSL ketika didatangi ke kelurahan dan kediamannya tidak berada di tempat. Begitu juga ketika mengkonfirmasi Lurah, semuanya tidak berada di tempat.

Dugaan Pungli PTSL di Kecamatan Setu terus marak di pemberitaan. Senin (8/8/2018) kemarin, Cepi Sobirin selaku Lurah Setu sedang tidak ada di kantornya.

Bukan tanpa sebab Lurah Cepi saat ini main ‘petak umpet’. Bisa jadi lantaran warga atau sekolompok organisasi masyarakat sedang mencecar mencari jawaban lamanya pembuatan sertifikat tanah program PTSL 2017.

Lurah Cepi Bahkan sempat beberapa kali dihubungi penamerdeka.com melalui telpon seluler milik pribadinya, tapi hingga sekarang pun tak kunjung merespon.

“Pak Lurah sedang tidak ada, Pak Sekelnya juga baru saja keluar pakai motor,” terang seorang pegawai Kelurahan Setu, Nurahman, Senin (8/8/2018) kemarin.

Namun saat disinggung soal PTSL Nurahman mengaku, tidak mengetahui persoalan tersebut, lantaran program tersebut langsung ditangani oleh Lurah dan Sekretarisnya.

“Saya tidak tahu menahu, apalagi kalau ada dugaan Pungli PTSL, itu kan urusannya Lurah dan disini juga ada Pokmasnya,” ungkapnya.

Ketika menyambangi Kantor Kelurahan Muncul, kata seorang pegawai bernama M Sarjo, Lurah sedang ada acara di luar sejak pagi tadi.

“Keluar sama Ibu (istri Lurah,red) dari pagi, kataya ada acara. Tapi saya tidak tahu acara apa,” terang Sarjo.

Namun saat disinggung soal permasalahan PTSL, Sarjo juga memberi jawaban sama. Dia mengaku tidak tahu menahu, lantaran dirinya hanya staf pembantu. Pejabat lainnya juga baru saja meninggal dunia.

“Saya cuma pake seragam cokelat Pemda dan papan nama. Sekelnya juga baru meninggal (wafat, red) tiga hari yang lalu, jadi saya tidak tahu soal itu,” ungkap Sarjo berlalu.

Di tempat terpisah, Zaenal, staf bagian umum Kelurahan Keranggan mengatakan, Lurah sedang ada rapat dengan salah satu SKPD di Kota Tangsel. “Baru keluar rapat sama Dinas, tadi sih ada rapat di kantor kemudian lanjut rapat disana,” terang Zaenal.

Zaenal juga menyarankan, jika ingin bertemu Lurah Agus Muhdi mengkonfirmasi soal perkembangan sertifikat dan issu yang berkembang soal dugaan Pungli PTSL sekira pukul 10:00 WIB, sebab absennya di kantor Kecamatan tidak di Kelurahan.

“Jam 10 pasti ada, kalau mau enak lagi temuinnya di Kator Kecamatan Setu, karena semua PNS absennya disana tidak di kantor kelurahan masing-masing,” ungkap Zaenal.

Tak hanya itu, guna mendapat informasi akurat tentang permasalahan PTSL di wilayah Kelurahan yang ada di Kota Tangsel, PenaMerdeka.com juga menyambangi kator Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel.

“Saya baru tiga bulan menjabat sebagai Lurah disini, jadi saya tidak tahu menau soal dugaan Pungli PTSL,” terang Lurah Kademangan, Anhar.

Anhar menambahkan, pihaknya akan mencari tahu terlebih dahulu persoalan PTSL dan kemudian memberikan informasinya.

“Saya belum tahu, nanti kalau saya sudah tahu bakal saya informasikan, karena saya juga kan masih baru disini,” tandas Anhar. (tim/redaksi)

Disarankan
Click To Comments