Dilema Sampah Warga Pondok Aren di Pasar Lembang Ciledug, Ini Penjelasan DLH Tangsel
KLAIM RUTIN OPERASI SAMPAH DI PERBATASAN
KOTA TANGSEL,PenaMerdeka – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel soal sejumlah warganya kedapatan membuang sampah di Pasar Lembang, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, mengaku memang menjadi persoalan di perbatasan.
Tata Direja, Korwil Pondok Aren Penanganan Sampah pada DLH Kota Tangsel mengatakan, warga yang membuang sampah merupakan pelanggan tetap penjual sayur mayur di Pasar Lembang.
Mereka membeli sayur mayur untuk keperluan berdagang. Setelah kebutuhan sayur mayur diolah dan sisanya menjadi sampah dibawa kembali oleh mereka ke Pasar Lembang, Kecamatan Ciledug.
“Setelah beli di pasar Lembang, kalau sudah diolah sampahnya yang sudah dibungkus keesokannya saat mau belanja dibawa lagi ke pasar Lembang,” ucap Tata.
“Hal ini yang kami ketahui saat penertiban sampah rutin di perbatasan antara Kota Tangsel dan Kota Tangerang khususnya yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pondok Aren dan Ciledug,” lanjutnya.
Dalam operasi rutin di perbatasan rata-rata menjaring hingga 5 hingga 10 warga yang sengaja membuang sampah sembarangan.
Dan bisa jadi ada juga warga Tangsel yang membuang sampah saat melntasi wilayah Ciledug, katanya saat mereka hendak berangkat kerja. Meski begitu dia mengaku belum pernah mendapatinya.
“Mereka sering kedapatan, buang sampah di jalan wilayah Tangsel. Kami jaring memang warga Pondok Aren. Sebelumnya oknum warga itu juga sudah disangsi push-up atau administrasi. Tapi meski sudah sangsi ada fasilitas tempat sampah juga masih saja nyebrang ke pasar Lembang Ciledug,” ungkapnya.
Maka itu juga dari DLH Kota Tangsel bersedia untuk duduk bareng menyelesaikan persoalan sampah perbatasan.
“Kami bersedia dan akan disampaikan ke pimpinan untuk duduk bareng. Apalagi Kota Tangerang kan usianya lebih tua pasti sudah berpengalaman. Kami kan masih sebatas anak sekolah dasar saja. Kota Tangerang mah sudah berpengalaman nangani sampah,” ucapnya.
Pasalnya, untuk mengurai persoalan sampah diakuinya cukup rumit. Tata mencontohkan, DLH Kota Tangsel sebelumnya terkait sampah pasar kerap mudah ditemui di median jalan Pasar Ciputat. Hal serupa juga terjadi di Pasar Jombang.
“Awalnya DLH Kota Tangsel mengalami kesulitan. Tapi akhirnya perlahan bisa lebih tertib. Kami sosialisai koordinasi dari RT, RW, hingga PD Pasar dan DLH juga turun langsung menurunkan personil. Ditambah lagi selain personil DLH tapi kami juga memberi fasilitas tempat sampah dan armadanya,” ucapnya.
Lalu kata Tata, memang soal sampah itu tidak mungkin bisa kita hilangkan, apalagi jumlah penduduk yang semakin bertambah.
“Bagaimana caranya mindset warga agar membuang sampah ke tempatnya. Masalahnya lantaran sudah habit. Ini pekerjaan rumah kita,” tukas Tata. (red/tim)