Pemerintah Turki terus melakukan upaya agar Fetullah Gulen (75) diekstradisi oleh Amerika Serikat karena pria yang dianggap otak kudeta beberapa waktu lalu itu sampai sekarang masih menetap di Pennsylvania Negara bagian paman Sam tersebut.
Seperti dilaporkan televisi resmi Turki, NTV pada Selasa (13/9), pemerintahan dibawah Presiden Tayyip Erdogan sudah mengajukan permohonan ekstradisi secara resmi kepada AS, sekaligus menangkap Fetullah Gulen.
Presiden Erdogan telah membicarakan rencana pengajuan esktradisi Gulen dengan Presiden AS Barack Obama di sela-sela KTT G-20 di China, awal September 2016.
Kepada Erdogan, Obama mengatakan, Washington menawarkan bantuan apapun yang perlu untuk menyelidiki kudeta itu dan mengajukan orang-orang yang bertanggung-jawab ke pengadilan.
Obama memberikan penjelasan kepada Erdogan bahwa keputusan tersebut bisa menjadi keputusan hukum, bukan politis.
Seperti diketahui Gulen yang disebut ulama ternama Turki itu dituding sebagai dalang upaya kudeta pada 15 Juli 2016, seperti dilansir media-media asing sebelumnya. Bahkan Gulen menurut pemerintah Turki melakukan upaya kudeta yang menyebabkan hampir 300 orang tewas di Ankara dan Istanbul.
Gulen, yang menetap di Pennsylvania sejak 1999, telah berulangkali menampik tuduhan terlibat dalam upaya kudeta tersebut. Namun Ankara bersikeras, Gulen adalah master mind upaya kudeta.
Pada peristiwa berdarah tersebut mereka dikabarkan telah menyerang parlemen di Ibu Kota Ankara dan menguasai jembatan Selat Bosporus di Istanbul.
Selain mengusahakan ektradisi Gulen ke Turki, Erdogan telah melakukan penindakan luas dalam dua bulan ini yang mencakup pemecatan 80.000 PNS, guru, hakim, jaksa, tentara, polisi, dan wartawan yang diyakini memiliki hubungan dengan jaringan Gulen. (agus/dbs)