KOTA TANGERANG,PenaMerdeka – Jakarta sebagai Ibukota Indonesia saat ini sudah terlihat sumpek, jalan yang dilintasi sudah banyak yang ditemukan macet. Pembangunan di DKI Jakarta sudah tidak memungkinkan karena ketersediaan lahan yang minim.
Wahidin Halim, Calon Gubernur Banten menyatakan, wilayah yang berdampingan dengan DKI Jakarta ini masih banyak mengantongi lahan luas ketimbang daerah perbatasan lainnya. Di Maja, Lebak, Serang, Pandeglang dan daerah lain yang ada di Banten ketersediaan lahannya masih banyak. Kebutuhan perdagangan, ekonomi, jasa tidak harus terkonsentrasi di Ibukota DKI Jakarta.
Kondisi Ibukota Indonesia saat ini sudah semakin sumpek, di Australia saja, Cambera yang menjadi ibukota negaranya tidak ramai seperti di Jakarta. Karena mereka sudah memisahkan kebutuhan perdagangan dan pemerintahan. Jadi antara kawasan perdagangan dan pemerintahan harusnya dipisah.
“Jangan wilayahnya dicampur adukan, ada kawasan perdagangan, pemerintahan dan pelabuhan. Makanya (proses pembangunan) Ibukota Indonesia saya ‘rebut’ dari Jakarta. Pasar Tanah Abang akan saya ‘pindahkan’. Banten harus punya kawasan perdagangan misalkan supaya terkait kebutuhan perdagangan tekstil tidak melulu berada di Jakarta,” kata pria yang kerap disapa WH ini menjelaskan, Senin (17/1).
Dalam pengertian melawan Jakarta kata WH, ketika menjadi Gubernur Banten ia akan berkompetisi melawan semua sektor pembangunan antara Banten dan Jakarta. Tak lain agar semua kebutuhan perdagangan, perkonomian, jasa dan lainnya bisa beralih.
Dengan kondisi yang sudah sumpek mengapa harus dipertahankan, konstur tanahnya yang semakin rendah sama sekali tidak layak untuk terus dikembangkan. Peralihan pembangunan harus bergeser ke wilayah Banten.
Di Banten masih punya banyak tempat pilihan untuk proses pembangunan, karena ketersediaan lahan di Banten kata WH kembali menegaskan cukup luas. Di Banten sangat dimungkinkan untuk dijadikan pusat pemerintahan, perdagangan, pelabuhan dan lainnya.
“Eksisting kondisi Jakarta sudah tidak cocok dengan Ibukota Indonesia,” ucap WH.
Soal Bandara Internasional Banten sudah punya yakni Soekarno-Hatta, Pelabuhan Merak tidak kalah dengan Tanjung Priuk yang berada di Jakarta. Hamparan wilayah kemaritiman di Banten sangat luas dan banyak yang harus kita kelola. Poros Pelabuhan Merak sangat dekat dengan Kanada ketimbang Singapora, dan menjadi perlintasan yang dilewati dengan Negara kawasan Asia. Sektor distribusi impor dan ekspor bisa lebih mudah dijangkau, jadi kenapa tidak kita kembangkan lagi.
Wilayah pantai juga cukup melimpah tetapi karena tidak bisa dieksplorasi secara maksimal maka banyak kawasan tersebut tidak tertata sehingga tidak menjadi objek wisata yang kepentingannya berdampak ke masyarakat setempat dan PAD pemerintah daerah. (wahyudi)